Minggu, 07 Desember 2014

Metabolit Sekunder Buah Mengkudu dan Daun Binahong



BIOTEKNOLOGI
Metabolit Sekunder Buah Mengkudu dan Daun Binahong



 




Oleh :
Fitriana Nur astuti        (12030654044)





UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN SAINS
2014

Metabolit Sekunder Buah Mengkudu dan Daun Binahong

1.        Buah Mengkudu
Berdasarkan hasil penelitian, senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada mengkudu telah banyak dilaporkan sejumlah literatur dan publikasi ilmiah. Ternyata hampir semua bagian tanaman mengkudu mengandung berbagai macam metabolit sekunder yang berguna bagi kesehatan manusia. awalnya ilmuwan menduga ada zat yang berbeda dalam buah mengkudu yang bekerja secara bersama-sama menghasilkan efek yang baik bagi tubuh. Namun setelah ditelususri ternyata dalam akar, kulit, daun, dan bunganya juga mengandung senyawa metabolit sekunder yang berkhasiat sebagai obat (Kandi2006).
Menurut hasil penelitian, selain mengandung zat-zat nutrisi, mengkudu mengandung zat aktif, seperti terpenoid, antibakteri, scolopetin, anti kanker, xeronine dan proxeronine, pewarna alami dan asam (Bangun dan Sarwono, 2002).
1. Xeronine dan Proxeronine.
Salah satu alkaloid penting yang terdapat di dalam buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif. Xeronine dari mengkudu bekerja secara kontradiktif. Pada penderita tekanan darah tinggi, xeronin menurunkan tekanan darah menjadi normal. Pada penderita tekanan darah rendah, mengkudu meningkatkan tekanan darah. Dengan kata lain, sari buah mengkudu berfungsi sebagai adaptogen, penyeimbang fungsi sel-sel tubuh
2. Terpenoid.
Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik yang juga terdapat pada emak/minyak esensial, yaitu sejenis lemak yang sangat penting bagi tubuh. Zat terpenoid membantu tubuh dalam proses sintesis organik dan pemulihan sel-sel tubu
3.Scolopetin.
Senyawa scolopetin sangat efektif sebagai unsur anti peradangan dan antialergi. Scolopetin pada mengkudu adalah sejenis fitonutrien yang dapat mengikat serotonin, yaitu zat kimiawi yang penting di dalam tubuh manusia.Scolopetin berfungsi memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah sehingga jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memompa darah.Dengan demikian tekanan darah menjadi normal. Meskipun demikian, scolopetin yang terdapat dalam buah mengkudu dapat berinteraksi sinergis dengan nutraceuticals(makanan yang berfungsi untuk pengobatan) lain untuk mengatur tekanan darah tinggi menjadi normal, tetapi tidak menurukan tekanan darah rendah yang sudah normal.
4. Zat anti kanker.
Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal.
5. Asam.
Asam askorbat yang terdapat di dalam buah mengkudu merupakan sumber vitamin C dan antioksidan yang hebat. Antioksidan bermanfaat menetrasir radikal bebas, yaitu partikel-partikel berbahaya yang terbentuk sebagai hasil samping proses metabolisme yang dapat merusak materi genetic dan sistem kekebalan tubuh. Mengkudu juga mengandung asam kaproat, asam kaprik, dan asam kaprilat. Asam kaproat dan asam kaprik inilah yang menyebabkan bau busuk yang tajam ketika buah mengkudu masak, sedangkan asam kaprilat membuat rasa buah tidak enak. Asam kaproat dan asam kaprik ini termasuk golongan asam lemak bebas.
6. Zat anti bakteri.
Jurnal Pasific Scien melaporkan bahwa mengkudu mengandung bahan anti-bakteri yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan jantung dan gangguan jantung. Senyawa antarakuinon yang banyak terdapat pada mengkudu dapat melawan bakteri Staphylococcus yang menyebabkan infeksipada jantung dan bakteri Shigellayang menyebabkan disentri. Zat aktif yang terkandung dalam buah mengkudu dapat mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Stapholococcus aereus, Bacillus subtilis, dan Esccherichia coli. Zat anti kanker ini juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonellamontivideo, S. scotmuelleri, S. typhi, dan Shigella dusenteriae, S. flexnerii, S. paradysenteriae, serta Stapholococcus aereus
Sari buah mengkudu mengandung berbagai senyawa penting yang sangat berguna dalam pengobatan dan nutrisi seperti vitamin A, vitamin C, niamcin, thiamin, riboflavin, besi (fe), kalsium, kalium, natrium, protein, karbohidrat, dan lemak. Buah mengkudu juga mengandung senyawa metabolit sekunder yang bermanfaat obat dan terdapat sejumlah asam seperti asam askorbat, asam kaproat, dan asam kaprilik yang dapat menghasilkan bau busuk (Suratman, 2008). Asam askorbat yang terdapat dalam buah mengkudu adalah sumber vitamin C yang luar biasa. Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang hebat. Antioksidan bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas yang dapat merusak materi genetik dan merusak kekebalan tubuh (Waha, 2008). Mengkudu juga mengandung anthraquinon yang bersifat antiseptik dan antibakteri yang sensitif terhadap E. coli, Salmonella, dan Staphylococcusaureus. Sari buah mengkudu sudah sejak dulu terkenal sebagai penyembuhan luka (Waha,2008).
Berikut ini adalah Khasiat dari buah mengkudu yang telah terbukti secara ilmiah :

- meningkatkan daya tahan tubuh
- menormalkan tekanan darah
- melawan tumor dan kanker
- menghilangkan rasa sakit
- anti peradangan dan anti alergi
- anti bakteri
- mengatur siklus suasana hati ( mood )
- mengatur siklus energi tubuh
- dan masih banyak lagi khasiat yang lainnya.

2.        Daun Binahong
Dalam penelitian ini di sini, penelitian telah berhasil menunjukkan pentingnya tanaman Binahong dalam pengobatan tradisional memiliki potensi untuk mengobati berbagai penyakit. Juga pentingnya distribusi senyawa saponin dari tanaman, memiliki potensi untuk penyakit kronis pengobatan beberapa. Daun  binahong mengandung saponin, alkaloid dan polifenol (Annisa, 2007).  Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun. Penyarian senyawa saponin akan memberikan hasil yang lebih baik sebagai antibakteri jika menggunakan pelarut polar seperti etanol 70% (Harborne, 1973).

1.      Saponin
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuan membentuk busa dan menghemolisis sel darah. Triterpen tertentu terkenal karena rasanya,terutama kepahitannya. Pencarian saponin dalam tumbuhan telah dirangsang oleh kebutuhan akan sumber sapogenin yang mudah diperoleh. Saponin dan glikosida sapogenin adalah salah satu tipe glikosida yang tersebar luas dalam tumbuhan (Harborne, 1987). Dikenal dua macam saponin, yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida dengan struktur steroid. Kedua saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter (Robinson, 1995).
2.      Polifenol
Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua penyulih hidroksil. Senyawa fenol cenderung mudah larut dalam air karena umumnya sering kali berikatan dengan gula sebagai glikosida, dan biasanya terdapat dalam vakuola sel. Beberapa ribu senyawa fenol telah diketahui strukturnya. Flavonoid merupakan golongan terbesar, tetapi fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid,dan kuinon fenolik juga terdapat dalam jumlah yang besar. Beberapa golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan seperti lignin, melanin, dan tanin adalah senyawa polifenol (Harborne, 1987).
3.      Alkaloid
Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik alkaloid sering kali beracun pada manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jadi digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Umumnya alkaloid tidak berwarna, bersifat optis aktif dan sedikit yang berupa cairan pada suhu kamar (Harborne, 1987)
4.      Minyak Atsiri
            Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun,bunga, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizoma. Minyak atsiri disebut juga minyak eteris yaitu minyak yang mudah menguap dan diperoleh dari tanaman dengan cara penyulingan, biasanya tidak berwarna terutama bila masih dalam keadaan segar, setelah terjadi proses oksidasi dan pendamaran makin lama akan berubah menjadi gelap, untuk menghindarinya harus disimpan dalam keadaan penuh dan tertutup rapat (Guenther, 1987). Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C),Hidrogen (H) dan Oksigen (O) serta berbagai persenyawaan kimia yang mengandung unsur Nitrogen (N) dan Belerang (S) (Ketaren, 1985).   Beberapa minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal dan eksternal, bahan analgesik, hemolitik atau enzimatik, sedativ, stimulan, untuk obat sakit perut, bahan pewangi kosmetik dan sabun (Guenther, 1987).
3.      Asam Oleanolik
Daun binahong diketahui mempunyai kandungan asam oleanolik. Asam oleanolik merupakan golongan triterpenoid yang merupakan antioksidan pada tanaman. Mekanisme perlindungan oleh asam oleanolik adalah dengan mencegah masuknya racun ke dalam sel dan meningkatkan sistem pertahanan sel. Asam oleanolik juga memiliki zat anti inflamasi. Kandungan nitrit oksida pada asam oleanolik juga menjadi anti oksidan, yang dapat berfungsi sebagai toksin yang kuat untuk membunuh bakteri. Jadi dengan adanya asam oleanik ini akan memperkuat daya tahan sel terhadap infeksi dan memperbaiki sel sehingga sel dapat beregenerasi dengan baik.









Daftar Pustaka


http://ardika-zein-fst08.web.unair.ac.id (diakses pada tanggal 12 April 2014,  pukul 20.00)

http://awmasruri.blogspot.com/2011/05/manfaat-buah-mengkudu.html (diakses pada tanggal 11 April 2014,  pukul 19.00)

http://digilib.unimus.ac.id (diakses pada tanggal 13 April 2014,  pukul 21.00)


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37350/4/Chapter%20II.pdf (diakses pada tanggal 12 April 2014,  pukul 19.00)



3 komentar:

  1. wah.. ini sangat membantu sayaa..postingannya bisa buat tambahan referensi tugas saya :D terimakasih ka hehe

    BalasHapus
  2. terimakasih sudah memposting artikel ini, karena artikel ini sudah membantu menambah wawasan dalam dunia sains :)

    BalasHapus
  3. artikel yang sangat lengkap gan.. sumber rujukannya juga banyak.. keep update ya :D

    BalasHapus